Menteri Teten Sebut Emak-Emak Penyokong Ekonomi RI, Kok Bisa?
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenkopUKM) Teten Masduki mengatakan, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 64,5% pelaku usahanya merupakan ibu-ibu. Oleh sebab itu, ia menyebut penyokong perekonomian Indonesia sebetulnya emak-emak.
Sektor UMKM itu 64,5% pelakunya itu emak-emak. Jadi the power of emak-emak itu UMKM. Dan sebenarnya, emak-emak ini yang menyokong perekonomian Indonesia. Jadi kalau kita pemberdayaan UMKM itu sama saja kita pemberdayaan perempuan,kata Teten dalam Dialog Nasional UMKM di Kantor Pusat PWI, Jakarta, Rabu (7/2/2024).
Teten turut menyampaikan bahwa Indonesia, termasuk ke dalam deretan 4 negara dengan tingkat total aktivitas kewirausahaan perempuan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Ini data dari Global Entrepreneurship Monitor tahun 2022. Jadi perempuan jauh lebih kreatif dan jauh lebih produktif dari laki-laki, tutur dia.
Namun sayangnya, lanjut dia, rata-rata usaha milik perempuan justru memperoleh keuntungan yang masih lebih rendah dibandingkan dengan usaha milik kaum lelaki. Hal ini karena usaha milik kaum perempuan masih di dalam sektor-sektor yang belum produktif.
Usaha milik perempuan keuntungannya masih rendah dibandingkan laki-laki. Ini berdasarkan data World Bank tahun 2021. Bukan kurang rajin, tetapi memang (usaha milik perempuan) masuk ke wilayah-wilayah tidak produktif, (seperti) penggunaan teknologi produksi yang masih skala rumahan, jelasnya.
Selain itu, menurut Teten, pelaku UMKM khususnya perempuan juga perlu menilik dan memanfaatkan peluang di sektor produktif nasional, seperti sektor perikanan, pertanian, perkebunan, sampai dengan peternakan. Di mana menurutnya, sektor-sektor itu jauh lebih produktif sepanjang tahun dan tren kebutuhannya diprediksi terus meningkat.
Pertanian dan perikanan menghasilkan sumber daya yang dapat diperbaharui, lebih produktif sepanjang tahun, dan tren kebutuhannya terus meningkat. Konsumsi ikan dunia misalnya, diperkirakan 20% lebih tinggi pada tahun 2023, ini kata FAO. Lalu kebutuhan pangan dunia diperkirakan juga 60% lebih tinggi pada tahun 2050. Di agrikultur sama aquaculture ini kita punya potensi yang luar biasa. Dan memang kebutuhan di 2 sektor ini tinggi. Sementara di sektor ini didominasi laki-laki, jelasnya.
Lebih lanjut, Teten menyebut kontribusi industri terhadap PDB Nasional hanya 18%, sedangkan kontribusi UMKM 61%. Oleh karena itu, katanya, 97% lapangan kerja di Indonesia disediakan dari UMKM. Namun, dia meminta agar UMKM tidak berbangga diri, karena 95% dari 97% itu merupakan dari skala mikro.
Dari 97%, 95% nya itu mikro. Mikro itu warung, tukang bakso, tukang bubur. Kualitas lapangan kerjanya seperti itu. Jadi ini jangan dulu bangga, 'wah UMKM hebat bisa menyerap lapangan pekerjaan'. Ini justru tantangan bagi kita, pungkasnya.
Link Alternatif All Website Dibawah Ini :
